;

Selasa, 08 Mei 2012

Pemikiran Pendidikan Islam masa Awal

Selasa, 08 Mei 2012

Bab I: Pendahuluan

A.  Latar Belakang
Pendidikan Islam bersumber kepada al-Quran  dan Hadis adalah untuk membentuk manusia yang seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Allah SWT, dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan seluruh kehidupannya, sebagaimana yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. atau dengan kata lain, untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya, yaitu memanusiakan manusia, supaya sesuai dengan kehendak Allah  yang menciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.
Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala potensi yang dimilikinya, manusia berusaha maju dan berkembang untuk mencapai kesempurnaannya itu. Manusia setiap saat membutuhkan belajar dari lingkunga n atau alam semesta dan juga diperlukan pengaruh dari luar yang  disebut dengan istilah pendidikan.[1]
Pendidikan islam telah eksis semenjak islam pertama kali diturunkan yaitu ketika Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rasul untuk menyebarluaskan ajaran islam, maka apa yang dilakukan jelas dapat dikategorikan sebagai pendidikan. Rasullulah adalah sosok guru yang agung, kepribadiannya  merupakan perwujudan ideal tentang seorang guru dan pendidik.
Dalam makalah ini akan memaparkan beberapa komponen yang mempengaruhi pendidikan islam pada masa klasik yaitu dimasa Rasullulah dan Kulafaurasyidin, yang mana meliputi Institusi, kurikulum, dan metode pendidikan Islam
B.  Rumusan Masalah
1.    Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam masa Awal ?
2.    Institusi Pendidikan Islam Masa Nabi Muhammad SAW ?
3.    Kurikulum/ Materi Pendidikan Islam Masa Nabi Muhammad SAW ?
4.    Metode Pengembangan  Nilai-nilai Pendidikan Islam Pada masa Nabi Muhammad SAW ?
5.    Institusi Pendidikan Islam Masa Khulafaurasyidin ?
6.    Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Khulafaurasyidin ?

Bab II : Pembahasan
A.    Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam masa Awal
Secara etimologi pemikiran dari kata dasar “pikir” yang berarti proses, cara, atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. Pemikiran juga bisa diartikan sebagai upaya cerdas dan proses kerja akal dan kalbu untuk melihat fenomena dan berusaha mencari penyelesaiannya secara bijaksana[2]
Pendidikan  Islam disini dipahami proses pentransferan nilai  yang dilakukan oleh pendidik , yang meliputi proses pengubahan sikap dan tingkah laku serta kognitif peserta didik, baik secara kelompok maupun individu  kearah kedewasaan yang optimal dengan melibatkan seluruh potensi yangh dimilikinya, yakni dengan menggunakan alat belajar dan berlangsung pada tempat tertentu sesuai dengan ajaran Islam. Dan diharapkan peserta didik mampu memfungsikan dirinya sebagai hamba ataupun khalifah yang berpedoman pada ajaran Islam.
Pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian  proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peseta didik.[3] Dan diharapkan dapat memberi masukan dalam merekonstruksi  pola dan metode pendidikan Islam yang lebih tepat diterapkan terutama dalam sistem Pendidikan Nasional serta memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
B.     Institusi Pend+idikan Islam Masa Nabi Muhammad SAW.
Institusi atau lembaga pendidikan Islam adalah tempat atau organisasi yang menyelenggarakan pendidikan Islam.
a.    Fase Makkah (611-622 M)
Pada fase makkah ini  ada dua tempat / lembaga pendidikan yang digunakan melangsungkan kegiatan pendidikan yaitu:
1.    Rumah Arqam ibnu Arqam. materi yang diajarkan di sini yaitu berupa hukum Islam dan dasar-dasar agama Islam dan Rasullulah  sendiri pengajarnya. Ada beberapa alasan kenapa nabi memilih rumah Arqam:
·      Arqam sahabat Nabi yang setia sekaligus lokasinya yang sangat baik, terhadang dari penglihatan kaum Qurays.[4]
·      Keislaman Arqam tidak diketahaui oleh orang Quraisy.
·      Arqam bin Arqam dari bani (suku) Makhzum[5].
·      Arqam memeluk Islam dalam usia masih remaja, yaitu berumur enam belas tahun. Jadi kafir quraisy tidak menyangka kalau rumah seorang remaja di jadikan sebagai markas sekaligus tempat melakukan pendidikan.[6]
2.    Kuttab[7]. Pendidikan kuttab berlangsung di rumah-rumah guru yang mengajakan baca tulis sastra, syair arab, dan pembelajaran berhitung namun setelah islam datang materinya ditambah dengan baca tulis Al-qur’an dan memahami hukum-hukum Islam.[8]
b.   Fase Madinah (622-632 M)
Ketika Rasullulah dan sahabat hijrah ke madinah program yang pertama  yag beliau lakukan salah satunya adalah pembangunan Masjid. Masjid yang pertama di bangun Nabi adalah masjid Nabawi di Quba pada jarak 2 mil dari madinah ketika beliau hijrah dari makkah ke madinah. Rasullulah membangun sebelah utara masjid Madinah dan Masjidil Haram yang disebut suffah.[9]
Pengajaran dilakukan baik didalam masjid atau disamping masjid dalam bentuk suffah atau kuttab.[10] Masjid inilah yang menjadi pusat kegiatan  Rasullulah SAW bersama kaum muslimin untuk membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari tauhid, dan mencerminkan persatuan dan kesatuan umat. Di masjid inilah beliau melakukan berbagai kegiatan, membacakan Al-qur’an  atau  membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Masjid dijadikan  sebagai pusat pendidikan.[11]

C.  Kurikulum/ Materi Pendidikan Islam Masa Nabi Muhammad SAW.
Dalam pembahasan kurikulum yang dimaksudkan disini tidak seperti pengertian istilah kurikulum pada zaman modern sekarang ini, Namun yang dimaksud kurikulum disini dipahami sebagai subjek atau materi ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam suatu  proses pendidikan.
Pada dasarnya kurikulum pendidikan masa Rasullulah baik pada fase makkah maupun madinah adalah Al- Qur’an, yang Allah wahyukan sesuai dengan situasi dan kondisi, kejadian dan peristiwa yang dialami umat Islam saat itu.[12]
Mengidentifikasi kurikulum pendidikan islam pada zaman Rasul terasa sulit, sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas, memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Rasul menyampaikan ajarannya dimana saja, dirumah, di mesjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.  Bahkan di atas kendaraan/unta pun di manfaatkan rasul untuk mengajar.[13]
a.    Fase Makkah(611-622 M)
Secara umum, materi yang disampaikan  Rasullulah menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada teologi, ibadah, dan Akhlak seperti beriman kepada Allah, para Rasul-Nya dan hari kemudian serta amal ibadah yaitu sholat. Zakat sendiri ketika itu belum menjadi materi pendidikan, karena zakat pada masa lebih dipahami dengan sedekah kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Selain itu, materi akhlak juga telah diajarkan agar manusia bertingkah laku dengan akhlak mulia dan menjauhi kelakuan jahat.  
Adapun materi-materi sains belum dijadikan sebagai mata pelajaran. Nabi ketika itu hanya memberikan dorongan untuk memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam raya.[14]
b.   Fase Madinah (622-632 M)
Secara umum, materi pendidikan berkisar pada empat bidang, yaitu :[15]
1.      Bidang keagamaan, Pada bidang ini terdiri dari keimanan dan ibadah, seperti sholat, puasa, haji dan zakat.
2.       Pendidikan akhlak, disini lebih menekankan pada penguatan basis mental yang lebih dilakukan pada periode Makkah.
3.       Pendidikan kesehatan jasmani, lebih ditekankan pada penerapan dari nilai-nilai yang dipahami dari amaliyah ibadah, seperti makna wudhu, sholat, puasa dan haji.
4.       Pengetahuan yang berkaitan dengan kemasyarakatan. meliputi pada bidang social, politik, ekonomi dan hukum. Masyarakat diberi pendidikan yang berkaitan dengan kemsyarakatan dan meliputi pada bidang social, politik, ekonomi dan hukum. Masyarakat diberi pendidikan oleh rasul tentang kehidupan berumah tangga, warisan, hukum perdata dan pidana, perdagangan, kenegaraan serta lainnya.

D.  Metode Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Islam Pada masa Nabi Muhammad SAW.
Metode pengajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat terjadinya kegiatan pengajaran. Pendidikan yang dilakukan menggunakan system halaqah (lingkaran) dimana  seorang guru berhadapan dengan muridnya dan muridnya membentuk lingkaran dan lutut para siswa saling bersentuhan. System ini tidak hanya menyentuh perkembangan dimensi intelektual , akan tetapi juga menyentuh dimensi emosional da spiritual peserta didik
 Adapun metode yang digunakan Rasullulah dalam melakukan pengajaran antara lain:[16]
1.      Metode ceramah
2.      Dialog, misalnya dialog antara Rasullulah dan Muaz bin Jabal dimana ketika Muaz diutus sebagai kadi  ke negeri Yaman.
3.      Tanya Jawab, sering sahabat bertanya tentang suatu hokum dan Rasullulah  menjawabnya.
4.      Diskusi, misalnya diskusi Rasullulah dengan para sahabat tentang hukuman apa yang akan diberikan kepada tawanan perang badar.
5.      Demonstrasi, semisal hadits “Sholatlah kamu sebagaiman kamu melihat aku Sholat
6.      Pembiasaan, kebiasaan melakukan sholat berjamaah.
7.      Hafalan, sahabat dianjurkan menjaga Al-Qur’an dengan menghafalnya.

E.  Institusi Pendidikan Islam pada Masa Kulafaurasyidin.
Setelah Rasullulah wafat kekuasaan pemerintahan Islam dipegang oleh Khulafaurrasyidin yaitu Abu Bakar,  Umar bin Khatab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Yang mana para khalifah ini juga banyak jasanya dalam perkembangan pendidikan Islam.
Pada masa pemerintahan Kulafaurasyidin  lembaga pendidikan masih sama dengan masa Raullulah, yang mana kegiatan pengajarannya berlangsung di Masjid dan Kuttab. Pengajaran masa Abu Bakar berpusat di Madinah dan yang bertindak sebagai pendidik adalah para sahabat rasullulah. Masjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani tempat pertemuan dan lembaga pendidikan Islam, sebagai tempat sholat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan lain sebagainya[17]
Lembaga kuttab mencapai tigkat kemajuan  yang berarti pada masa Abu Bakar, kemajuan ini terjadi ketika masyarakat muslim menaklukkan beberapa daerah dan menjalin kontak  dengan bangsa-bangsa yang telah maju. Peserta didik selesai mengikuti pendidikan kuttab mereka melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih “tinggi” yakni di masjid. Di masjid ada dua tingkat, dimana yang membedakan diantaranya adalah kualitas gurunya.[18]
Pada masa Umar ini jumlah lembaga pendidikan bertambah banyak  seiring dengan meluasnya wilayah Islam dimana Umar bin Khattab memerintahkan para panglima perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan.
Pendidikan islam dimasa itu berpusat di  Madinah, karena sahabat yang sangat berpengaruh tidak boleh keluar daerah kecuali atas izin dari khalifah dan dalam kurun waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada diantara umat Islam yang ingin belajar hadits harus pergi ke madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di Madinah[19]
Pada masa khalifah Utsman, pelaksanaan pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah. [20]
Secara umum sistem pendidikan Islam pada masa khulafaurasyidin dilakukan secara mandiri, tidak di kelola oleh pemerintah, kecuali pada masa Umar bin Khatab yang turut campur dalam menambahkan kurikulum di lembaga kuttab.[21]
F.   Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Kulafaurasyidin.
Pendidikan yang dilakukan pada masa Khulafaurasyidin dilakukan scara mandiri, tidak di kelola oleh masyarakat, kecuali dimasa Umar bin Khattab yang turut campur dalam menambahkan materi pendidikan di Kuttab. para sahabat yang memiliki pengetahuankeagamaan membuka majelis pendidikan masing-masing.
Dari segi materi pendidikan islam pada masa kulafaurasyidin terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah dan kesehatan.[22]
a.    Pendidikan keimanan yaitu, menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah SWT.
b.    Pendidikan akhlak, contoh : adab masuk rumah orang, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat. Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji.
c.    Kesehatan tentang kebersihan, gerak-gerik dalam sholat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.
Umar bin Khattab menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-anak diajariberenang, mengendarai unta, memanah, membaca dan menghapal syair-syair yang mudah. Sedangkan materi ditingkat  menengah dan tinggi  terdiri dari Al-qur’an dan Tafsirnya, hadits dan pengumpulannya, dan fiqih (tasyiri’ )[23]
Bab III :  Kesimpulan dan Penutup
   Pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian  proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peseta didik.
Institusi atau lembaga pendidikan Islam Fase Makkahyaitu Rumah Arqam ibnu Arqam dan Kuttab.Sedangkan Fase Madinah Pengajaran dilakukan baik didalam masjid atau disamping masjid dalam bentuk suffah atau kuttab Kurikulum/ Materi Pendidikan Islam Masa Nabi Muhammad SAW. Pada dasarnya baik pada fase makkah maupun madinah adalah Al- Qur’an,
Secara umum, materi yang disampaikan pada fase makkah oleh  Rasullulah menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada teologi, ibadah, dan Akhlak, amal ibadah yaitu sholat.  Adapun materi-materi sains belum dijadikan sebagai mata pelajaran. Da pada fase Madinah, Bidang keagamaan,  Pendidikan akhlak, Pendidikan kesehatan jasmani,  Pengetahuan yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
Adapun metode yang digunakan Rasullulah dalam melakukan pengajaran antara lain: Metode ceramah, Dialog, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi,  Pembiasaan, danhafalan.
Pada masa pemerintahan Kulafaurasyidin  lembaga pendidikan masih sama dengan masa Raullulah, yang mana kegiatan pengajarannya berlangsung di Masjid . Secara umum sistem pendidikan Islam pada masa khulafaurasyidin dilakukan secara mandiri, tidak di kelola oleh pemerintah, kecuali pada masa Umar bin Khatab
Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Kulafaurasyidin. Pendidikan keimanan, Pendidikan akhlak, Kesehatan tentang kebersihan,sedangkan masa Umar bin Khattab menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-anak diajari berenang, mengendarai unta, memanah, membaca dan menghapal syair-syair yang mudah. Sedangkan materi ditingkat  menengah dan tinggi  terdiri dari Al-qur’an dan Tafsirnya, hadits dan pengumpulannya, dan fiqih (tasyiri’

Daftar Pustaka
Arief, Armai Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik, Bandung: Angkasa, 2004
Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam,  Jakarta: Wacana Ilmu, 2001
Nizar,Samsul Sejarah Pendidikan Islam , Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia, Jakarta : Kencana, 2007
Susanto, A. Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2009
Suwendi, Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004
http://arozakabuhasan.wordpress.com/2012/04/12/arqam-bin-abi-arqam-seorang-shahabat-yang-istimewa/   diakses pada 25 April 2012 pukul 14.00



[1]Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam , Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia (Jakarta : Kencana, 2007) hal 44.
[2] A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009) hal.3
[3] A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam… Ibid hal.4
[4] Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam,  (Jakarta: Wacana Ilmu, 2001) hal. 13
[5] Bani Makhzum ini adalah suku yang paling memusuhi dan menyaingi bani Hasyim. Jikalaupun keislamannya diketahui maka tidak terbesit di benak orang-orang Quraisy bahwa rumahnya akan di jadikan sebagai markas dakwah Nabi, karena jika rumahnya di jadikan sebagai markas, maka berarti dia benar-benar berada di barisan musuh dari kaumnya.
[6]http://arozakabuhasan.wordpress.com/2012/04/12/arqam-bin-abi-arqam-seorang-shahabat-yang-istimewa/   diakses pada 25 April 2012 pukul 14.00
[7] Secara etimologi kuttab berasal dari bahasa arab yaitu kataba, yaktubu kitaaban yang artinya telah menulis, sedang menulis, dan tulisan. Sedangkan maktab artinya meja atau tempat untuk menulis
[8] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam , Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia (Jakarta : Kencana, 2007) hal 38
[9] Suffah adalahh tempat tinggal orang fakir miskin  yang tekun menuntut ilum, mereka dikenal dengan “ahli Suffah
[10] Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik (Bandung: Angkasa 2004) hal. 35
[11] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Ibid hal. 37
[12] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Ibid hal. 11
[13] Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga  … op.cit hal. 135
[14] Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga… Ibid hal.136
[15] Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga… Ibid hal.136
[16] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Op.cit  hal. 16
[17] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Op.cit  hal. 46
[18] Suwendi, Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004) hal.12
[19] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Op.cit  hal. 47
[20] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islamop.cit  hal. 49
[21] Suwendi, Sejarah & Pemikiran Pendidikan IslamOp.cit hal.11
[22] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islamop.cit hal.45
[23] Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga…  Op.cit  hal.137
tasyiri’ adalah Ilmu yang membahas keadaan hukum Islam pada masa kerasulan (Rasulullah SAW masih hidup) dan sesudahnya dengan periodisasi munculnya hukum serta hal-hal yang berkaitan dengannya, (membahas) keadaan fuqaha dan mujtahid dalam merumuskan hukum-hukum tersebut


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, SEMOGA BERMANFAAT

AMANS - 05.19
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

0 komentar:

Posting Komentar