;

Sabtu, 31 Maret 2012

Kepemimpinan

Sabtu, 31 Maret 2012

Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis, anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan  lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Dari uraian tersebut maka kami merasa perlu untuk membahas tentang kepemimpinan, yang kami sajikan dalam bentuk makalah. Dan makalah ini  kami  susun bertujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotifasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi.
Sebagian besar definisi kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi. Menurut (Hemphill & Coons) Kepemimpinan adalah perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompok untuk mencapai kepentingan bersama.[1]
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :[2]
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha ”Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola panutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya”.
Ing Madya Mangun Karsa ”Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya”.
Tut Wuri Handayani ”Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab”.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.[3]

Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan yang dikenal adalah sebagai berikut:
1.      Tipe Kharismatik
Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar  biasa yang diikuti oleh para pengikutnya. Pemimpin ini mempunyai keistimewaan tertentu misalnya mempunyai kekuatan gaib, manusia super, berani dan sebagainya.[4] Tipe Kharismatik memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.[5]

2.      Tipe Paternalistis
Tipe paternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau seorang ibu yang penuh kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memperhatikan kesempatan kepada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan. Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.

3.      Tipe Militeristis
             Tipe militeristis banyak menggunakan perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.

4.      Tipe Otokratis
Tipe Otokratis berdasarkan pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, dia menjadi raja. Seriap perintah ditetapkan tanpa konsultasi, kekuasaan sangat absolut. seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”,
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

5.      Tipe Laissez Faire
     Tipe ini membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri, semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpinnya hanya merupakan simbol yang tidak keterampilan. Jabatan pemimpin diperoleh dengan jalan yang tidak benar, mungkin melalui nepotisme. Pemimpin ini tidak berwibawa, tidak mampu mengawasi karyawan , tidak mampu mengkoordinasi, suasana kerja tidak kooperatif.[6] Tipe pemimpin Laissez Faire ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.[7]
6.      Tipe Populatis
     Tipe ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.
7.      Tipe Administratif
     Pemimpin tipe administratif ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas administrasi secara efektif. Dengan kepemimpinan administratif diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.
8.      Tipe Demokratis
     Tipe kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan kepada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan. Kekuatan organisasi tipe demokratis terletak pada partisipasi aktif dari setiap karyawan.[8] Tipe Pemimpin yang demokratis biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
     Tipe ini ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
     Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.[9]
B.     Fungsi Kepemimpinan
fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan  bukan diluar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala social, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu didalam situasi social suatu kelompok/organisasi.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:[10]
1.      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
2.      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

1.      Fungsi instruksi
Pemimpin sbagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
2.      Fungsi konsultasi
Pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan dan dan dilaksanakan.
3.      Fungsi partisipasi
Pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya.
4.      Fungsi delegasi
Memberikan pelimpahan wewenang,  membuat/menetapkan kepuusan. Fungsi ini pada dasarnya berarti kepercayaan.
5.      Fungsi pengendalian
Kepemimpinan yang sukses dapat mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam kordinasi yang efektif, hal tersebut dapat dilakukan diwujudkan melalui bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1.      Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
2.      Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.[11]

C.    Syarat-syarat Seorang Pemimpin
Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain :
1.      Pengetahuan umum yang luas. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
2.      Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang
3.      Sikap yang inkuisitif atau rasa ingin tahu merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
4.      Kemampuan analitik. Efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
5.      Daya ingat yang kuat. Pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
6.      Kapasitas integratif. Pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
7.      Keterampilan berkomunikasi secara efektif. Fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
8.      Keterampilan mendidik. Memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
9.      Rasionalitas. Semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
10.  Objektivitas. Pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
11.  Pragmatisme. Dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam organisasi.
12.  Kematangan mental. Seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah dan sebagainya. [12]

Kepemimpinan yang berhasil, menghendaki suatu pengertian yang mendalam mengenai orang-orang yang terlibat dalam keadaan tertentu. Pengembangan kecakapan terutama sekali diperlukan :
1.      Obyektivitas terhadap hubungan-hubungan serta perilaku manusia. Pemimpin itu haruslah mampu memandang orang-orang serta perilaku mereka dengan cara yang tak berprasangka dan tanpa emosi. Seharusnya pemimpin itu tidak boleh mempunyai perangai untuk berpraduga. Untuk setiap tindakan besar, ia harus mampu untuk mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh dan tanggapan-tanggapan yang ditimbulkan.
Pemimpin itu haruslah mempunyai kemampuan untuk memutuskan, apa yang menyebabkan tanggapan-tanggapan itu akan terjadi dan mampu untuk membuktikan kesimpulannya.
2.      ketangasan berkomunikasi dan sosial. Pemimpin itu haruslah mampu untuk berbicara dan menulis terus terang dan menyimpulkan dengan teliti pernyataan-pernyataan dari orang lain. Selain itu, pemimpin harus mudah didekati, mengenal kelompo-kelompok dan pemimpin-pemimpin informalnya, menyeluruh memberitahukan tujuan-tujuan dan berusaha untuk bekerjasama dengan kawan-kawan lain.
3.      Ketegasan. Kemampuan untuk memproyeksikan diri secara mental dan emosional ke dalam posisi seseorang pengikut menolong seorang pemimpin untuk memahami pandangan-pandangan, pegawai-pegawai serta keyakinan-keyakinan dan tindakan-tindakan mereka. Ketegasan menimbulkan rasa hormat bagi pendapat orang lain, bahkan kalaupun mungkin ia tidak sependapat dengan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan orang itu.
4.      Sadar akan diri sendiri. Pemimpin itu perlu mengetahui kesan apa yang dibuatnya pada orang lain. Haruslah dilakukan usaha-usaha untuk memenuhi dengan berhasil peran yang diharapkan oleh para pengikut.
5.      Mengajarkan. Salah satu cara terbaik untuk memimpin, mengembangkan dan mengilhami orang banyak adalah dengan mengajarkan sesuatu. Pemimpin itu haruslah mempu untuk menggunakan kecakapan untuk mengajar secara yang menguntungkan melalui mengilhami, mendemonstrasikan, membetulkan dan menunjukkan dengan contoh-contoh.[13]

D.    Sifat-sifat pemimpin
Ordway Tead mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut :[14]
1.      Energi Jasmaniah dan Mental
Seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak pernah habis. Demikiam pula semangat, juga motivasi kerja, disiplin, kesabaran, daya tahan batin, kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.
2.      Kesadaran Akan Tujuan dan Arah
Ia memiliki kenyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan yang terarah.
3.      Antusiasme
Dia yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan membangkitkan semangat optimism dalam bekerja.

4.      Keramahan dan Kecintaan
Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kasih saying, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai kesuksesan perusahaan.
5.      Integritas
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan senasib sepenanggungan dengan para karyawannya dalam menjalankan perusahaan. Integritas pribadi dan rumah tangga pemimpin merupakan tauladan yang dapat dicontoh oleh karyawannya.
6.      Penguasaan Teknis
Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka dia harus menguasai sesuatu pengetahuan atau keterampilan teknis.
7.      Ketegasan dalam Mengambil Keputusan (Decisiveness)
Dai harus memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan sehinga dia mampu menyakinkan  bawahan, dan mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya.
8.      Kecerdasan
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala, cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara yang efektif.
9.      Keterampilan Mengajar (Teaching Skill)
Seorang pemimpin atau wirausaha adalah seorang guru yang mampu mendidik, mengarahkan, memotivasi karyawannya untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan perusahaan. Dia harus mengatur pelatihan-pelatihan, mengawasi pekerjaan rutin sehari-hari dan mengevaluasi pekerjaan karyawan.
10.  Kepercayaan (Faith)
Jika seorang pemimpin disenangi oleh bawahan maka akan muncul kepercayaan dari bawahan terhadap pemimpin. Kepercayaan bawahan ini akan memunculkan sikap rela berjuang, melaksanakan semua perintah, disiplin dalam bekerja untuk menjalankan roda perusahaan.

Bab III
Kesimpulan dan Penutup

Kepemimpinan adalah perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompok untuk mencapai kepentingan bersama. Asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah : Ing Ngarsa Sung Tuladha ”Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola panutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya”. Ing Madya Mangun Karsa ”Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya” Tut Wuri Handayani ”Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab”.
Tipe kepemimpinan yang dikenal adalah yaitu: Tipe Kharismatik, Tipe Paternalistis, Tipe Militeristis, Tipe Otokratis, Tipe Laissez Faire, Tipe Populatis, Tipe Administratif, Tipe Demokratis
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu: Fungsi instruksi, Fungsi konsultasi, Fungsi partisipasi, Fungsi delegasi, Fungsi pengendalian
Ordway Tead mengemukakan 10 sifat kepemimpinanyaitu: Energi Jasmaniah dan Mental, Kesadaran Akan Tujuan dan Arah, Antusiasme, Keramahan dan Kecintaan, Integritas, Penguasaan Teknis, Ketegasan dalam Mengambil Keputusan (Decisiveness), Kecerdasan, Keterampilan Mengajar (Teaching Skill), Kepercayaan (Faith)
Setelah dikemukakan  pembahasan terkait dengan kepemimpinan diharapkan kita semua dapat menambah wawasan baru dan dapat menerpkan pengetahuan yang telah kita dapatka. Semoga makalah ini bermanfat bagi para pembaca




Daftar Pustaka

Alma Buchari, KEWIRAUSAHAAN, (Bandung: ALFABETA,2010)
            G.R. Terry dan L.W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005)
Rivai Veithzal, Kepemimpinan dan perilaku organisasi (Jakarta, PT. RajaGrafindo persada)
Yukl Gary , Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Indeks, 2007)
http://dedenander-akuntansicommunity.blogspot.com/2010/10/syarat-kepemimpinan-menurut-ordway-tead.html
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/


[1] Gary  Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Indeks, 2007) h. 3-4
[2] http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/ diakses pada tanggal 08/11/11
[3] Ibid,
                [4] Buchari Alma, KEWIRAUSAHAAN, (Bandung: ALFABETA,2010), H. 169-170
                [5] http://dejbudianto.blog.com/2011/03/07/kepemimpinan-dalam-berwirausaha/ diakses pada tanggal 08/11/11

[6] Buchari Alma, KEWIRAUSAHAAN, (Bandung: ALFABETA,2010), H. 169-170
[7] http://dejbudianto.blog.com/2011/03/07/kepemimpinan-dalam-berwirausaha/ diakses pada tanggal 08/11/11
[8]  Buchari Alma, KEWIRAUSAHAAN, (Bandung: ALFABETA,2010), H. 169-170

                [9] http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/ diakses pada tanggal 08/11/11

[10] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan perilaku organisasi (Jakarta, PT. RajaGrafindo persada) H. 53

                [11] http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/ diakses pada tanggal 08/11/11


                [12] http://dejbudianto.blog.com/2011/03/07/kepemimpinan-dalam-berwirausaha/ diakses pada tanggal 08/11/11

                [13] G.R. Terry dan L.W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), h. 205-206
[14] http://dedenander-akuntansicommunity.blogspot.com/2010/10/syarat-kepemimpinan-menurut-ordway-tead.html diakses 08/11/11

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, SEMOGA BERMANFAAT

AMANS - 18.35
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

0 komentar:

Posting Komentar