BAB I
PENDAHULUAN  
A.      Latar Belakang
Teknologi  secara substansi telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia  sejak ribuan tahun yang lalu. Pada zaman batu sekalipun, teknologi talah  menyertai sisi-sisi kehidupan manusia, minsalnya dalam pembangunan  piramida, candi, pembuatan api, dan sebagainya. Seiring perjalanan  peradaban manusia yang terus berubah, teknologi yang dikembangkan dan  digunakan oleh manusia pun semakin cangih dan kompleks.
Teknologi  merupakan hasil rekayasa manusia yang diciptakembangkan untuk mengatasi  masalah dan atau keterbatasan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan
akan makan, manusia menciptakan suatu teknologi permasakan, mulai dari tungku kayu bakar, tungku arang, kompor minyak tanah, kompor gas, kompor listrik, sampai dengan microwave. Untuk memenuhi kebutuhan atas keterbatasan dalam fungsi indra pengelihatan, manusia menciptakan kacamata, teropong, keker, microscope, dan sebagainya. Teknologi hasil rekayasa manusia merupakan unsur penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, namun demikian, manusialah yang harus mengendalikan pengunaan teknologi.
akan makan, manusia menciptakan suatu teknologi permasakan, mulai dari tungku kayu bakar, tungku arang, kompor minyak tanah, kompor gas, kompor listrik, sampai dengan microwave. Untuk memenuhi kebutuhan atas keterbatasan dalam fungsi indra pengelihatan, manusia menciptakan kacamata, teropong, keker, microscope, dan sebagainya. Teknologi hasil rekayasa manusia merupakan unsur penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, namun demikian, manusialah yang harus mengendalikan pengunaan teknologi.
Dalam  bidang pendidikan dan pembelajaran, secara sadar atau tidak teknologi  telah menjadi bagian integral. Dengan adanya teknologi manusia mampu  berpola pikir lebih maju dan modern, sehingga apa pun yang ingin di  perbuat dengan gampangnya memperoleh solusi dari masalah yang ada.  Teknologi merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam kehidupan  manusia dan di era modern saat ini manusia dikendalikan dengan teknologi  yang begitu mempesona dan menarik semua perhatian manusia.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan permasalahan yang ada dalam makalah ini adalah :
1.      Bagaimana peranan teknologi pendidikan dalam sistem pembelajaran?
2.      Manfaat dari teknologi pendidikan?
3.      Dampak negatif dari teknologi pendidikan?
4.      peningkatkan professional guru?
 BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Teknologi Pendidikan
       Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu yang  meliputi manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi, untuk  menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan  mengelola usaha pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala aspek  belajar.
             Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan penilaian  sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan  proses belajar manusia.
             Dalam teknologi pendidikan  unsur intinya adalah “Belajar” dan  “sumber-sumber” untuk keperluan belajar itu. Namun kedua unsur inti ini  belum menjamin adanya teknologi pendidikan. Masih diperlukan adanya  unsur lain yaitu dipakainya “pendekatan sistem” dan adanya “
pengelolaan” atas seluruh kegiatan.[1]B.     Profesional Guru
Istilah  profesionalisme guru terdiri dari dua suku kata yang masing-masing  mempunyai pengertian tersendiri, yaitu kata Profesionalisme dan Guru.  Ditinjau dari segi bahasa (etimologi), istilah profesionalisme berasal  dari Bahasa Inggris profession yang berarti jabatan, pekerjaan,  pencaharian, yang mempunyai keahlian , sebagaimana disebutkan oleh S.  Wojowasito. [2]
Selain  itu, Drs. Petersalim dalam kamus bahasa kontemporer mengartikan kata  profesi sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian  tertentu.[3]
Dengan  demikian kata profesi secara harfiah dapat diartikan dengan suatu  pekerjaan yang memerlukan keahlian dan ketrampilan tertentu, dimana  keahlian dan ketrampilan tersebut didapat dari suatu pendidikan atau  pelatihan khusus.
Dari  semua pendapat para ahli diatas, menunjukkan bahwa professional secara  istilah dapat diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh mereka  yang khusus dipersiapkan atau dididik untuk melaksanakan pekerjaan  tersebut dan mereka mendapat imbalan atau hasil berupa upah atau uang  karena melaksanakan pekerjaan tersebut. 
Sedangkan  pengertian guru menurut Drs. Petersalim dalam kamus bahasa Indonesia  Kontemporer mengartikan guru adalah orang yang pekerjaanya mendidik,  mengajar, dan mengasihi, sehingga seorang guru harus bersifat mendidik.
Menurut Ahmad D. Marimba, menyatakan bahwa guru adalah orang yang mempunyai tanggung jawab untuk mendidik.
Amien Daiem Indrakusuma menyatakan bahwa guru adalah pihak atau subyek yang melakukan pekerjaan mendidik.
M.  Athiyah Al Abrasyi menyatakan bahwa guru adalah spiritual father atau  bapak rohani bagi seorang murid, memberi santapan jiwa, pendidikan  akhlak dan membenarkannya, meghormati guru itulah mereka hidup dan  berkembang.
Jadi  dapat disimpulkan bahwa guru adalah suatu pekerjaan yang sangat mulia,  yang bersifat mendidik dan menajarkan budi pekerti yang luhur kepada  murid-muridnya.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A.    Peranan Teknologi Pendidikan dalam Sistem Pembelajaran
            Teknologi pendidikan masih merupakan pendekatan yang terbuka bagi berbagai-bagai pendirian.
             Teknologi tidak merupakan kunci kearah sukses yang pasti dalam  pendidikan. Akan tetapi teknologi pendidikan menunjukkan suatu prosedur  atau metodologi yang diterapkan dalam pendidikan. Teknologi pendidikan  adalah suatu teori yang mempunyai sejumlah hipotesis.
             Teknologi pendidikan dapat juga dipandang sebagai suatu gerakan dalam  pendidikan yang diikuti oleh guru-guru.  Maka teknologi pendidikan  merupakan usaha yang sungguh-sungguh untuk mmperbaiki metode mengajar  dengan menentukan prinsif-prinsif ilmiah yang membuktikan keberhasilan  dalam bidang-bidang lain.
             Sejak manusia mengenal sistem pendidikan, teknologi pendidikan telah  menjadi fondasi bagi jalannya system pendidikan yang ada, dan itu telah  ada beberapa abad sebelum adanya sebuah sistem yang sistematis seperti  halnya yang ada dalam madrasah-madrasah yang ada di dunia Islam, sepert  di Madrasah Nizamiyah[4] di Baghdad pada abad pertengahan saat Islam mengalami masa keemasan.
             Kemudian, era Scolatic di Barat yang terkenal dengan sekolah-sekolah  bagi biarawan-biarawatinya juga tidak lepas dengan teknologi  pendidikannya. Sedangkan di Madrasah Nizamiyah sendiri, sistematisasinya  metode  pengajaran Nampak dengan adanya pembagian ilmu-ilmu fikih yang  diajarkan dengan mengajarkan ajaran empat madzhab fiki, ditunjang dengan  berbagai keilmuan lainnya dengan di dukung misalnya perpustakaan yang  memadai, aboratorium kimia, maupun laboratorium langit, serta asrama  bagi para siswanya.
            Semua elemen itu tersususn sebagai sebuah teknologi pendidikan yang berhasil membawa Islam menuju puncak keemasan.
             Teknologi pendidikan jelas memiliki arti yang begitu penting, apalagi  untuk manusia modern dan manusia postmodern saat ini. Dengan masalah  hidup yang semakin kompleks dan berbagai tantangan hidup yang begitu  banyak, dunia pendidikan sebagai salah satu tempat yang paling efektif  membentuk pribadi dan kematangan manusia tentu semakin memerlukan sebuah  metode atau teknik yang compatible dengan zamannya.
             Teknologi pendidikan secara keseluruhan dalam sistem pendidikan adalah  miniatur cara memandang dan menyikapi manusia untuk dapat terjun hidup  sebagai anggota masyarakat. Melalui ini dalam sistem pendidikan manusia  ditempa untuk menjadi manusia yang juga dapat menyesuaikan diri dengan  baik dalam lingkungannya.
             Menurut Bapak Mujiyanto, S.Pd salah satu staf pengajar di Madrasah  Aliyah Negri 1 samarinda. Teknologi pendidikan yaitu kombinasi  pendekatan dua teknologi yaitu perangkat keras dan perangkat lunak.  Perangkat keras dapat diartikan sebagai media atau alat serta  seperangkat teknologi yang biasa digunakan dalam proses pendidikan.[5]
             Sedangkan perangkat lunak biasa diartikan sebagai system atau metode  yang diterapkan dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, teknologi  pendidikan, orientasi utamanya yaitu kearah pendekatan sistem dan  sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada disekitar.
             Teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan  masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnosis yang menarik. Oleh  karena itu, dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks  sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti  yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namun juga meliputi  perangkat lunak dan perpaduan keduannya perangkat keras dan perangkat  lunak.
             Masalah penggunaan teknologi dalam pendidikan sekarang makin dirasakan  sangat mendesak. Hal ini disebabkan besarnya jumlah murid yang harus  dilayani, sedangkan jumlah guru dan sarana pendidikan sangat sedikit.  Penggunaan teknologi dalam mengajar, seperti slide, film, overhead  projector, tape recorder televise dan lain-lain, dapat meningkatkan mutu  dan efesiensi pelayanan pendidikan. Dengan demikian, pemanfaatan  teknologi dalam pendidikan  pendidikan akan menimbulkan hal-hal seperti :[6]
1.      Perubahan  pada peranan guru bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga seperti  pembimbing, fasilitator, motivator, dan lain-lain.
2.      Personel sekolah tidak hanya guru dan pegawai, tetapi juga harus ada teknisi dan instruksional.
3.      Biaya pendidikan menjadi cukup besar.
4.      Organisasi kelas dan metode mengajar harus berubah seperti menggunakan cara belajar siswa aktif dan keterampilan proses.
             Selain itu, kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu  pengetahuan dan teknologi membuat ilmu pengetahuan dan teknologi itu  sendiri berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan kemajuan  ilmu dan teknologi mempunyai hubungan yang erat, pendidikan mungkin  wadah paling menonjol dalam rangka kemajuan itu.
             Dalam rangka kegiatan pendidikan, ada beberapa media yang dapat  digunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai kepada yang canggih.  Beberapa media teknologi pendidikan dimaksud antara lain.[7]
1.      Papan Tulis
       Papan tulis digunakan hampir di setiap ruangan kelas. Papan tulis  biasanya terbuat dari papan biasa, tripleks atau slate. Papan tulis  sangat baik untuk membuat tulisan, gambar, grafik dan sebagainya. Di  sekolah-sekolah tradisional, papan tulis biasanya dipakai secara penuh,  akan tetapi di sekolah-sekolah modern, dimana media teknologi cukup  bervariasi, papan tulis biasanya digunakan secara terbatas.
       Papan tulis memunyai nilai tertentu, seperti penyajian bahan dapat  dilakukan secara jelas, kesalahan tulisan mudah diperbaiki, dapat  merangsang anak untuk aktif, dapat menarik perhatian. Penggunaan papan  tulis memerlukan keterampilan menulis dan kerajinan membersihkannya.
2.      Bulletin board dan display
       Alat ini biasanya dibuat secara khusus dan digunakan untuk  mempertontonkan pekerjaan siswa, gambar-gambar badan, poster atau  berdimensi lainnya.
       Bulletin Board dan Display mempunyai nilai tertentu, seperti tempat  mempertontonkan gambar-gambar khusus yang menunjukan benda, poster  atau  karya kelas lainnya.
       Dapat juga digunakan sebagai papan pengumuman kelas, pengumuman sekolah  atau petugas-petugas, memperluas minat anak dan menimbulkan semangat  dan tanggung jawab bersama, menambah pengalaman baru, membangkitan  kecakapan artistic, merangsang inisiatif, kreativitas dan sebagainya.
3.      Gambar dan Ilustrasi Fotografi
       Gambar ilustrasi fotografi yang berwarna lebih menarik. Arti dari  sebuah gambar ditentukan oleh persepsi masing-masing. Gambar dan  ilustrasi fotografi mempunyai nilai tertentu, yaitu bersifat konkret,  tak terlalu terbatas pada ruang dan waktu, membantu memperjelas masalah,  mambantu kelemahan indra, mudah didapat, relative murah, selain itu  mudah digunakan.
4.      Slide dan Filmstrip
       Slide dan filmstrip merupakan gambar yang diproyksikan, dapat dilihat  dan mudah dioprasikan. Slide dan filmstrip mempunyai nilai tertentu,  yaitu memudahkan penyajian seperangkat materi, membangkitkan minat anak,  keseragaman informasi, dan dapat dilakukan secara berulang.
5.      Film
       Film pendidikan dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu  pengajaran. Film yan diputar didepan siswa harus merupakan bagian  integral dari kegiatan pengajarann.
6.      Rekaman Pendidikan
       Istilah asing aria lat ini bernama “Recording”. Yakni alat audio yang  tidak diikuti dengan visual. Melalui alat ini, kita dapat mendengarkan  cerita, pidato, music, sajak, pengajian dan lain-lain.
7.      Radio Pendidikan
       Radio adalah alat elektronik yang muncul dari hasil teknologi  komunikasi. Melalui alat ini orang mulai mendengarkan siaran dari  berbagai penjuru dan dunia.
B.     Manfaat teknologi pendidikan dan kekurangannya
1.      Manfaat dari pemanfaatan teknologi pendidikan
Teknologi  pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung kontruksi pengetahuan  seperti untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan Untuk  organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
Teknologi  pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang  mendukung pelajar seperti mengakses informasi yang diperlukan dan dapat  dijadikan sebagai bahan  perbandingan perspektif, kepercayaan dan  pandangan dunia 
Teknologi  pendidikan sebagai media social untuk mendukung pelajaran dengan  berbicara berkolaborasi dengan orang lain, selain itu melatih kita untuk  berdiskusikan, berpendapat dan membangun consensus antara anggota  social.
Teknologi  pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan atau sekolah. Teknologi  pendidikan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar  mengajar. Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan  pendidikan.
2.      Kekurangan dari teknologi pendidikan
Pihak  guru yang tidak bisa mengoperasikan atau  menguasai elektronika akan  tertinggalkan oleh siswa. Teknologi pendidikan memerlukan sumber daa  manusia yang berkualitas untuk bisa mempercepat inovasi sekolah,  sedangkam realita masih kurang. 
Teknologi  pendidikan baik itu herdware maupun soffware membutuhkan biaya yang  mahal. Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat inovasi  pendidikan. Pendidikan teknologi pendidikan dalam bentuk hardware  memerlukan control yang tinggi dari guru atau orang tua terutama  internet dan software. Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi  cenderung  gagal.
Menurut  bapak Mujiyanto, S.pd mengatakan sangat pentingnya pasilitas teknologi  pendidikan disekolah, seperti computer, memudahan untuk proses belajar  siswa. Serta berpengaruh besar dalam peningkatan kelulusan siswa tingkat  Nasional yang persentasinya mencapai 100%.[8]
C.    Dampak negatif dari Teknologi Pendidikan
              Kemajuan teknologi yang semakin canggih, jangan sampai merubah tingkah  laku kita kepada hal-hal yang negatif. Sebagai contoh adalah, anak-anak  yang masih duduk di bangku sekolah dasar, sekarang sudah mengetahui  tentang aplikasi-aplikasi yang telah disediakan internet. Anak-anak  sekarang sudah lihai dalam menggunakan program-pogram yang telah  disediakan di internet. Perilaku semacam ini, seharusnya disertai dengan  pengawasan serta bimbingan oleh orang yang lebih mengerti atau orang  tua.
Orang  tua, harus mampu memberi pengawasan serta menjaga anak-anaknya sambil  memberikan bimbingan dalam segala aktifitas yang dilakukan. Jangan  sampai, anak-anak bertindak seorang diri tanpa ada yang mengawasi. Jika  hal ini dilakukan, maka akan berdampak buruk terhadap  perkembangan  sifat anak.
D.    Peningkatan Professional Guru
Manajemen  peningkatan kompetensi guru bermuara pada pertumbuhan manusiawi dan  profesionalisme guru. Dalam hal ini, hubungan antara kepala sekolah dan  guru bersifat proaktif mengupayakan perbaikan, pengembangan, peningkatan  keefektifan dan didasarkan atas kekuatan persepsi, bakat atau potensi,  dan minat individu. Artinya, kepala sekolah hendaknya memiliki  kepedulian terhadap kebutuhan manusiawi dan profesionalisasi guru dalam  tiga perspektif.
Pertama,  keterlibatan guru dengan segala keunikan kepribadiannya, bakatnya,  mengupayakan promosi yang wajar berdasarkan kemampuan kerja guru.
Kedua,  kepedulian kepala sekolah terhadap pengembangan guru. Ketiga, program  peningkatan profesionalisme guru dilakukan secara kolaboratif antara  kepala sekolah dan guru dalam rangka meningkatkan keefektifan sekolah.  Ketiga perspektif tersebut dalam proses manajemen bersifat  interdependensi dinamis.
Menurut  Bapak Mujiyanto, S.Pd mengatakan kesulitannya dalam mengajar adalah  tidak ada satu pun metode atau cara yang cocok digunakan  untuk semua  materi pengajaran dan tidak ada satu pun materi yang cocok untuk setiap  metode pengajaran. Oleh karena itu satu metode biasanya hanya efektif  untuk satu jenis materi tertentu dan tidak untuk jenis materi yang lain.[9]
Contohnya,  untuk  mata pelajaran kimia dan akidah akhlak. Dalam mata pelajaran  kimia, metode yang dipakai teori dan praktek. Siswa harus bisa mengerti  teori-teori yang disampaikan oleh Bapak atau Ibu guru, selanjutnya  disertai dengan cara menyelesaikan soal-soal. Bereda untuk mata  pelajaran akidah akhlak, metode yang sering dipakai yaitu bisa berupa  ceramah dan disertai dengan contoh-contoh yang ada dikehidupan sekarang,  agar siswa dapat mengerti apa yang disampaikan oleh si guru tadi
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari sumber-sumber yang didapat dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Teknologi  pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan.  Penggunaan teknologi pendidikan juga dapat membangkitkan semangat dalam  proses belajar.
2.      Kemajuan teknologi yang semakin canggih, jangan sampai merubah tingkah laku kita kepada hal-hal yang negatif.
3.      Manajemen  peningkatan kompetensi guru bermuara pada pertumbuhan manusiawi dan  profesionalisme guru. Dalam hal ini, hubungan antara kepala sekolah dan  guru bersifat proaktif mengupayakan perbaikan, pengembangan, peningkatan  keefektifan dan didasarkan atas kekuatan persepsi, bakat atau potensi,  dan minat individu
B.     Saran-saran
1.      Diharapkan  bagi seluruh tenaga pengajar dapat menjalankan sistem pembelajaran  secara efektif dan professional serta dapat memanfaatkan teknologi  sebagai media pembelajaran.
2.      Perlu perkembangan lebih lanjut agar informasi yang diperoleh lebih lengkap dan komprehensif bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
[1] Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan, Cet. 1, (Jakarta : CV Rajawali, 1984), hlm. 4
[2] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108552-pengertian-profesionalisme-guru/ diakses pada hari Senin, 17 Oktober 2011
[3] Ibid,
[4] Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam, (Bandung: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 279
[5]  Hasil wawancara dengan Bapak Mujiyanto, salah satu staf pengajar  Madrasah Aliyah Negri 1 Samarinda. Kamis, 13  Oktober 2011, 10.00 WITA
[6] Zahara Idris. Dkk, Pengantar Pendidikan, Cet. II, (Jakarta: PT Grasindo, 1992), hlm. 98
[7] Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 17
[8]  Hasil wawancara dengan Bapak Mujiyanto, salah sartu staf pengajar  Madrasah Aliyah Negeri 1 samarinda, kamis 13 oktober 2011
[9]  Hasil wawancara dengan Bapak Mujiyanto, salah satu staf pengajar  Madrasah Aliyah Negri 1 Samarinda. Kamis, 13  Oktober 2011,
| 
 | 
AMANS
| MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI | 
 | 
0 komentar:
Posting Komentar